<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3338607703814173996\x26blogName\x3dkisah+DUDUL+mahasiswi+DUDUL\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://bhellatheglamorous.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://bhellatheglamorous.blogspot.com/\x26vt\x3d6792662962245512012', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
YOURURLHERE @blogspot.com ♥
Minggu, 15 Juni 2008

Lagi-lagi, inilah kisah saya di kereta. Setelah sebelumnya saya HAMPIR terbawa kereta ke Surabaya, kali ini kisah lain lagi dalam kereta LODAYA jurusan Bandung-Solo.

Jadi tiga hari yang lalu, saya TERPAKSA harus ke bandung karena anak-anak fakultas saya yang SUMPAHH sialan bangedd bikin gosip aneh-aneh. Gosip kalo tanggal 12 Juni ada pengumuman jurusan dan kita harus datangg. SHIT! *siapa sihh yang bikin gosipp?*

So, pulanglah saya di hari ini setelah sebelumnya saya BERBELANJA di bandungg dengan riang gembira. Kisah saya si gadis kereta kali ini diisi dengan KETAKJUBAN!

TAKJUBB karena:
1. begitu saya masuk ke gerbong saya, deret belakang saya diisi dengan bule-bule yang notabene cas cis cus ngomong pke bahasa inggris *hahaha. Emang iya*
2. si om-om guide ngombong-nyombongin dirinya di hadapan rombongan bule yang mendengarkan sambil angguk-angguk kepala. Ya ampyuun.
3. Karena kisah di bawah ini!

Ehm, begini. Saya yang kebetulan memilih gerbong yang ¾-nya berisikan dengan bule-bule. Sedikit takjubb karena mereka SUNGGUH TINGGI yaa. Maksud saya tinggi badannya jika dibandingkan dengan saya. x)

Sepanjang perjalanan (kali ini saya naik LODAYA pagi. Secara Bapak saya MELARANG DGN KERAS saya naik kereta TURANGGA malam. Anda tahulahh kenapa.) saya menyibukkan diri sambil membaca novel yang baru saja saya beli sambil memakan cheetos. Celotehan rumpi para bule di belakang saya dengan berbagai macam tetek-bengeknya awal-awal tidak saya pedulikan. Ketika akhirnya saya tertidur.

Tak berapa lama saya terbangun. Lodaya berhenti entah dimana. Inilah NGGAK ENAK-nya naik kereta pagi, yaitu sering berhenti dimana-mana. *ARGH! Saya pengen cepat nyampe solo*. Dari jendela kereta yang kelihatan adalah perkampungan KUMUH penduduk, kandang ayam, kandang sapi, dan gunung-gunung yang terlihat dari kejauhan.

Saya terbangun kerena bule-bule itu begitu ribut. Saya duduk di seat paling dekat dengan pintu keluar (tempat sisa. HIKS!). di luar kereta pun terdengar suara-suara sangadd ributt.

“MISTERR”

“MISSES”

“SISTERR”

“MASTER”

Saya melongok ke jendela. Suara apa itu begitu berisiknya?
Ternyata suara-suara itu berasal dari anak-anak, bapak-bapak, dan ibu-ibu (yang kebanyakan sambil menggendong anaknya) dari kampung kumuh itu yang sekarang sedang menjulurkan tangannya ke atas meminta-minta sesuatu pada bule-bule.

Akhirnya saya tahu, bule-bule itu sedang membagi-bagikan barang-barang gratisan dari hotel seperti sabun, shampoo, de-el-el DENGAN SANGADD GEMBIRA RIANGG SEKALI!

Saya TAKJUUBB.

Mengapa bule-bule ini seakan-akan seperti DEWA? Seperti dewa yang membagikan berkah dan rejeki kepada kaum miskin yang sedang meminta-minta sambil berebutan (CIRI KHAS ORANG INDONESIA SEKALI) & berteriak memanggil-manggil si bule dengan panggilan acak adul.

“MISTERR”

“MISSES”

“SISTERR”

“MASTER”

Berbagai pertanyaan muncul dalam benak saya:
1. Apakah MEMANG ini nyali orang indonesia? Peminta-minta?
2. Dimana harga diri kita sebagai bangsa yang sudah lama merdeka?
3. Kenapa malah justru orang-orang bule itu yang TULUS membagi-bagikan sedikit kebahagiaan ke kaum ‘miskin’ itu? Dimana kita para mahasiswa penerus bangsa *termasuk saya yang tadi HANYA melongo*atau para pejabat perwakilan rakyat yang-dulunya-juga-mahasiswa-seperti-kita?

Jadi, ayo temandd-temanku MORXIS. Kalo ntar kita semua JADI ORANG SUKSES, jangan lupakan bangsa ini yaa. Kata dosen kalkulus saya: “ Kita ini sebenarnya kuliah dibiayain pake uang rakyat. Buat ngebangun bangsa & negara.”

Jujur saja, saya NOHOK bangedd ngedengernya.

Mari kita jadi orangg yang berguna bagi nusa & bangsa. SEMANGADD! x)